Sabtu, 15 Oktober 2011

Resensi Film


Resensi? Apakah itu? Bagaimana ya cara menulisnya, gampang nggak sih? Secara etimologis, kata resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Kedua kata tersebut berarti melihat kembali, menimbang, atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Berbagai istilah tersebut mengacu kepada hal yang sama yaitu mengulas sebuah buku. Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan resensi sebagai ”Pertim-bangan atau pembicaraan buku, ulasan buku”Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai ”Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” (Keraf, 2001 : 274). Dari pengertian tersebut muncul istilah lain dari kata resensi yaitu kata pertimbangan buku, pembicaraan buku, dan ulasan buku. Intinya membahas tentang isi sebuah buku baik berupa fiksi maupun nonfiksi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada masyarakat pembaca.
Sebagaimana menulis jenis karangan lainnya, menulis resensi juga memiliki tujuan. Gorys Keraf mengemukakan tujuan menulis resensi sebagai berikut: ”…menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya sastra patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak?” (Keraf, 2001 : 274). Lebih jauh Daniel Samad (1997 : 2) mengemukakan tujuan penulisan resensi yang meliputi lima tujuan antara lain:
a) Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah film.
b) Mengajak penonton untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah film.
c) Memberikan pertimbangan kepada penonton apakah sebuah film pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d) Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat film yang baru terbit seperti: siapa sutradaranya, mengapa ia membuat film itu.
Menulis sebuah resensi tidaklah mudah. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan beberapa persyaratan seorang penulis. Menurut Brotowojoyo (1985, 125), ada tiga syarat utama seorang penulis agar mampu menulis resensi antara lain:
a) Penulis harus memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Artinya, jika seorang penulis akan meresensi sebuah film, maka ia harus memiliki pengetahuan tentang teori film dan perkembangannya. Hal ini diperlukan agar penulis dapat memberikan perbandingan terhadap karya lain yang sejenis. Kepekaan analisis juga sangat dipengaruhi unsur tersebut.
b) Penulis harus memiliki kemampuan analisis. Sebuah film terdiri atas unsur internal dan eksternal. Seorang penulis resensi harus mampu menggali unsur-unsur tersebut. Unsur tersebut dianalisis untuk dinilai kelayakannya. Kemampuan analisis ini akan mengantarkan penulis kepada kemampuan menilai apakah sebuah film layak dibaca masyarakat atau tidak.
c) Seorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding. Artinya, penulis akan membandingkan sebuah karya dengan karya lain yang sejenis. Dengan demikian ia akan mampu menemukan kelemahan dan kekurangan sebuah karya.
Sistematika Resensi
Sistematika resensi atau bagian-bagian resensi dikenal juga dengan istilah unsur resensi. Unsur yang membangun sebuah resensi menurut Samad (1997 : 7-8) adalah sebagai berikut: (1) judul resensi; (2) data buku; (3) pembukaan; (4) tubuh resensi; dan (5) penutup. Penjelasan tentang bagian-bagian tersebut penulis kemukakan berikut ini.
a) Judul Resensi
Judul resensi harus menggambarkan isi resensi. Penulisan judul resensi harus jelas, singkat, dan tidak menimbulkan kesalahan penafsiran. Judul resensi juga harus menarik sehingga menimbulkan minat membaca bagi calon pembaca. Sebab awal keinginan membaca seseorang didahului dengan melihat judul tulisan. Jika judulnya menarik maka orang akan membaca tulisannya. Sebaliknya, jika judul tidak menarik maka tidak akan dibaca. Namun perlu diingat bahwa judul yang menarik pun harus sesuai dengan isinya. Artinya, jangan sampai hanya menulis judulnya saja yang menarik, sedangkan isi tulisannya tidak sesuai, maka tentu saja hal ini akan mengecewakan pembaca.
b) Data film
Secara umum ada dua cara penulisan data buku yang biasa ditemukan dalam penulisan resensi di media cetak antara lain:
a. Judul film, pengarang (judul, genre, bintang film, sutradara)
b. Pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar, penerbit, tahun terbit.
c) Pendahuluan
Bagian pendahuluan dapat dimulai dengan memaparkan tentang awal cerita, seperti namanya, atau prestasinya. Ada juga resensi film yang pada bagian pendahuluan ini memperkenalkan secara garis besar apa isi film tersebut. Dapat pula diberikan berupa synopsis film tersebut.
d) Tubuh Resensi
Pada bagian tubuh resensi ini penulis resensi (peresensi) boleh mengawali dengan sinopsis film. Biasanya yang dikemukakan pokok isi film secara ringkas. Tujuan penulisan sinopsis pada bagian ini adalah untuk memberi gambaran secara global tentang apa yang ingin disampaikan dalam tubuh resensi. Jika sinopsisnya telah diperkenalkan peresensi selanjutnya mengemukakan kelebihan dan kekurangan isi novel tersebut ditinjau dari berbagai sudut pandang—tergantung kepada kepekaan peresensi.



e) Penutup
Bagian akhir resensi biasanya diakhiri dengan sasaran yang dituju oleh buku itu. Kemudian diberikan penjelasan juga apakah memang buku itu cocok dibaca oleh sasaran yang ingin dituju oleh pengarang atau tidak. Berikan pula alasan-alasan yang logis.
Tahapan menulis resensi adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan meliputi: (a) Membaca contoh-contoh resensi; dan (b) Menentukan film yang akan diresensi.
2. Tahap Pengumpulan data: (a) Menonton film yang akan diresensi; (b) Menandai bagian-bagian yang akan dijadikan kutipan sebagai data; (c) Menuliskan data-data penulisan resensi.
3. Tahap penulisan meliputi: (a) Menuliskan identisa film; (b) Mengemukakan synopsis filml; (c) Mengemukakan kelebihan dan kekurangan film; (d) Mengemukakan sasaran pembaca; dan (e) Mengoreksi dan memperbaiki resensi berdasarkan susunan kalimatnya, kohesi dan koherensi karangan, diksi, ejaan dan tanda bacanya.


1 komentar:

  1. kak nurul kalau bagian kepengarangan contohnya gimana? terima kasih

    BalasHapus